Problematika Kader
Muhammadiyah
Pengkaderan Muhammadiyah telah menjadi salah satu
agenda utama di dalam persyarikatan.
Langkah menelusuri rekam jejak watak, ideology,
komitmen, profil dan jejak langkah kader Muhammadiyah yang para tokoh
menghasilkan rekam sejarah menarik. Yaitu bahwa pemikiran ke Islaman sejak KHA
Dahlan, Ki Bagus Hadikusumo (politik), H Fachrudin dan H Suja (social politik),
H Zainy (Kristolog dan ahli debat antar Islam Kristen) dst hingga Sudirman
(perintis TNI), Mas Mansur (cendekiawan), adalah sebagian tokoh berkaliber
berat dalam persyarikatan yang menegaskan, bahwa historisitas pemikiran ke
Islam pada tokoh-tokoh diatas telah mengkonstruksikan kepada Kader
Persyarikatan, umat dan bangsa. Visi keumatan dan kebangsaan diintegrasikan
kedalam visi persyarikatan.
Mempersiapka
Generasi Penerus
Dalam melihat Muhammadiyah setidaknya ada dua sudut
pandang yang dapat dikedepankan. Pertama, melihat Muhammadiyah dalam perspektif
organisasi.
Muhammadiyah adalah gerakan Islam yang khas dengan
kepribadian, kerangka ideologis, dan pedoman-pedoman organisasi sebagai
landasan gerak.
Kedua, melihat Muhammadiyah sebagai cara berpikir
atau state of mind. Keterikatan seseorang terhadap Muhammadiyah
diukur dari seberapa jauh cara berpikir seorang tersebut relatif sejalan dengan
alam pemikiran Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, baik akidah, ibadah dan
muamalahnya.
Kedua sudut pandang ini
tidak boleh diinterpretasikan secara sempit, kaku, apriori bahkan dikotomis.
Namun dengan memadukan ke dua cara pandang ini, yakni melihat Muhammadiyah
sebagi organisasi sekaligus sebagai alam pemikiran,
memungkinkan kita dapat melihat, menyikapi dan memperlakukan Muhammadiyah secara
tepat dengan mengedepankan kewajiban dirinya apakah ia sebagai kader,
pemimpin organisasi ataukah sebagai simpatisan
Tapak Suci Putera Muhammadiyah
Tapak Suci Putera Muhammadiyah
adalah organisasi otonom di lingkungan Muhammadiyah yang beraqidah Islam,
bersumber pada Al-Qur'an dan As-sunnah, berjiwa persaudaraan, dan merupakan
perkumpulan dan perguruan seni bela diri.
Sebagai bagian dari ortom Muhammadiyah, perlu dilakukan
upaya pengembangan terhadap tapak suci. Upaya itu bisa berupa latihan yang
rutin, perlombaan dan lain sebagainya. Dalam rangka pengembangan tersebut, Majelis
Pembina Kader (MPK) Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bangsalsari – Jember membentuk
Unit Latihan Tapak Suci Putera Muhammadiya.
“Selain untuk aspek olahraga, kegiatan ini juga bertujuan
untuk menanamkan karakter anak bangsa dengan nilai-nilai keIslaman dan
KeMuhammadiyahan berupa jiwa sportif dan
cinta tanah air, karena dalam anggaran dasarnya disebutkan bahwa Tapak Suci
juga didirikan untuk mempertinggi ketahanan nasional,”
Bangsa ini perlu serius mempersiapkan pondasi mental
generasi mudanya dengan penanaman iman dan akhlaqnya. Melalui aktivitas
olahraga pencak silat inilah akan menjadi benteng para remaja dari pengaruh
negative lingkungan.
Selamat Milad ke-56 Tapak Suci Putera Muhammadiyah
31
Juli 1963 – 31 Juli 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar